Reportase Mengedukasi Anak Negeri Siwa, Sulawesi Selatan


Yayasan Masyarakat SM-3T Institute, Deputi Peduli Kemanusiaan dan Pendidikan Daerah Tertinggal Indonesia kembali melakukan kegiatan MeAN (Mengedukasi Anak Negeri). Kegiatan rutin kali ini dilakukan di SMA Negeri 2 Pitumpanua, Desa Lompoloang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Kegiatan yang dilakukan mulai tanggal 16-18 Mei 2017 adalah MeAN yang ke-17 kali terlaksana. Sebelumnya telah sukses dilakukan di beberapa daerah di Nusantara ini

Bukan angka yang sedikit untuk sebuah kegiatan menginspirasi serupa ini. Apa lagi tempat yang menjadi tujuan atau sasaran MeAN adalah yang jauh dari hiruk pikuk kota. Tentu banyak tantangan yang berat. Selain waktu jarak tempuh, lokasi yang sulit dengan jalanan yang kurang mendukung menjadi tantangan tersendiri. Tetapi mengapa kegiatan MeAN yang dimulai sejak bulan Agustus 2016 di Pulau Lamputang, Kab. Pangkajene Kepulauan ini terus saja dilakukan? Berpijak pada sebuah kesadaran, rasa ingin berbagi, dan ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan Indonesia.

Bukan tanpa sebab, tim MeAN ini bisa memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan. Mereka adalah alumni SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Jiwa dan raganya telah ditempa di pelosok negeri tercinta ini selama setahun dengan segala keterbatasan. Segala keterbatasan inilah telah membuka kesadaran hati nurani mereka. Betapa pentingnya agenda mengedukasi anak negeri. Para peserta didik harus merasakan pendidikan seperti yang di kota. Indahnya pendidikan harus dirasakan di seluruh pelosok negeri ini dengan cukupnya tenaga pendidik

Namun seiring berjalannya kegiatan tenyata ada motivasi yang tumbuh semakin besar pula bagi kalangan anggota tim MeAN. Mengapa tidak, peserta didik sangat antusias dan senang dengan adanya MeAN ini. Tangisan peserta didik saat tim MeAN saat akan meninggalkan lokasi adalah bukti nyata bahwa mereka merasa kehilangan. Begitupula masyarakat, mereka selalu mendukung dan merespons MeAN ini sebagai kegiatan yang memberikan nilai positif bagi anak karena memfasilitasi hadirnya proses pembelajaran unik dan kreatif. Terlebih lagi kepala sekolah dan guru setempat, beliau selalu menyampaikan terima kasih. Begitupun pihak pemerintah di tempat pelaksanaan MeAN selalu menanggapi dan mengapresiasi dengan baik.

Hal inilah yang mendasari MeAN kembali dilaksanakan, terkhusus di SMA Negeri 2 Pitumpanua ini. Menyadari pentingnya dan kebermanfaatan kegiatan MeAN ini, pihak kepala sekolah juga mengundang beberapa perwakilan dari SMA Negeri 1 Wajo dan SMK Negeri 2 Wajo

Hari pertama, 16 Mei 2017

Pada pembukaan acara dihadiri oleh Perwakilan Kepala Desa Lompoloang, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Pitumpanua, Ketua Komite SMA Negeri 6 Wajo, Pembina OSIS SMK 2 Wajo, dan siswa dari ketiga sekolah tersebut. Selain 30 anggota tim MeAN dari berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, juga hadir 1 orang dari Mamuju, Sulawesi Barat dan 6 orang dari Manado, Sulawesi Utara. Hal ini membuktikan bahwa di dalam Yayasan Masyarakat SM-3T Indonesia mengedepankan ikatan kekeluargaan yang kuat sesama alumni SM-3T dari seluruh penjuru tanah air Indonesia. Ikatan keluarga yang dibangun atas prinsip yang sama ‘Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia’

Kepala Desa Pitumpanua dan Kepala sekolah SMA Negeri 2 Pitumpanua dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan ini. MeAN dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Pitumpanua pada pukul 09.33 waktu setempat. Selepas pembukaan, peserta didik diarahkan ke kelasnya masing-masing sesuai dengan kegiatan yang diminati. Pukul 10.00 – 12.00 Wita kelas yang dibagi menjadi kelas English is Fun, Matematika, Seni dan Literasi dimulai.

Kelas English is Fun with Group Discussion difasilitasi oleh Muh. Ikbal, S.Pd., Gr. Pembelajaran dengan mengelompokkan siswa ini sangat efektif. Siswa antusias mengikuti pelajaran. Keaktifan siswa dalam berbicara dan menjelaskan hasil diskusi berjalan dengan baik.

Pelajaran menghitung yang biasanya kurang diminati ternyata dengan Matematika Ceria dan Menyenangkan membuat siswa tertarik terus belajar. Abd, Malik Ikhsan, S.Pd., Gr. yang menjadi fasilitator memberikan pelajaran dengan media kartu yang menyerupai domino sehingga peserta didik seperti bermain.

Pembelajaran seni yang didalamnya ada vocal group, seni tari dan musikalisasi puisi dibuka sejak pukul 10.00 -15.00 Wita. Vocal group dan tari daerah ini dibentuk menjadi 6 kelompok lagu dan tarian tradisional

Kelas literasi dibelajarkan peserta didik dengan materi jurnalistik dan cerpen. Peserta didik diajak mencari informasi dan berita, setelah menuliskan secara benar sesuai fakta dan membacakan. Sementara materi cerpen dengan seni menulis cerpen literer juga membuat peserta didik aktif, kreatif dan menyenangkan.

Kegiatan berlanjut setelah istirahat, shalat, dan makan pada pukul 13.00 – 15.00 Wita ke kelas Hasta Karya, Desain Grafis, Sablon, Seni dan MuA (Make up Art). Pada kelas Hasta Karya peserta didik dilatih membuat gantungan kunci dari manik-manik. Berbagai bentuk gantungan kunci bisa dibuat. Hal yang sama juga dilakukan pada kelas MuA (Make-up Artist), desain grafis dan sablon. Kegiatan ini meningkatkan nilai kreativitas siswa yang nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara pada pukul 15.30-16.30 Wita, kegiatan sosialisasi cabang olahraga permainan Petanque. Olahraga yang masih baru di Indonesia ini menjadikan peserta didik semakin tertarik. Kegiatan hari pertama diakhiri dengan kerja bakti dan senam. Tampak wajah-wajah peserta didik masih ingin tetap berada di sekolah, namun sore menandakan bahwa pelajaran harus berlanjut besok.

Hari kedua, Rabu, 17 Mei 2017

MeAN (Mengedukasi Anak Negeri) pada hari kedua dimulai pada pukul 08.00 Wita. Sebanyak 5 kelas kembali dibuka, yaitu kelas Kimia, Matematika, Bahasa Inggris, Seni dan Literasi. Penambahan 1 kelas kimia melatih peserta didik membuat alat penyaringan air yang keruh menjadi jernih. Diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan mendapatkan air jernih

Kelas Matematika pada hari kedua berbeda dengan hari pertama. Pembelajaran dilakukan di luar kelas sehingga pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dapat tercapai. Para peserta didik bersemangat belajar trigonometri. Mereka langsung mengukur ketinggian objek di lapangan melalui penerapan prinsip trigonometri dengan menggunakan klinometer.

Pembelajaran bahasa Inggris pada hari kedua menggunakan games cat and mouse dengan materi introduction. Pembelajaran ini menarik perhatian peserta didik karena permainan ini belum pernah mereka dapatkan sebelumnya dan dimainkan di luar ruangan. Permainan ini bertujuan agar peserta didik berani berbicara menggunakan bahasa Inggris dan terampil menggunakan kalimat introduction yang sebelumnya dipelajari di kelas.

Kelas Seni tetap melakukan pembelajaran dari pagi sampai sore seperti halnya pada hari pertama. Para peserta didik yang tergabung di dalam kelas seni disiapkan untuk tampil pada malam terakhir atau malam penutupan acara MeAN. Grup tari akan membawakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia dan kelima vokal group masing–masing akan menyanyikan salah satu lagu dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Pembelajaran literasi juga dilaksanakan di luar ruangan. Para peserta didik ke bawah pohon yang ada di taman sekolah. Di sanalah belajar penulisan puisi dengan teknik kumpul kata. Setiap peserta didik mengumpulakan nama benda yang dilihat atau kata sifat yang dirasakan. Dari kata itulah diambil satu persatu untuk dijadikan kalimat atau satu larik puisi sampai membentuk sebuah puisi yang utuh.

Tepat pukul 10.00-12.00 Wita semua peserta didik mengikuti pembelajaran karakter. Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) dalam konteks sekarang relevan untuk mengatasi krisis moral yang melanda negara.

Beberapa krisis tersebut yaitu maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, penyalahgunaan obat-obatan, pergaulan bebas, dan perusakan milik orang lain menjadi. Hal ini menjadi permasalahan sosial yang belum dapat diatasi secara tuntas, oleh sebab itu betapa pentingnya pendidikan karakter.

Selepas istirahat, shalat, dan makan kegiatan berlanjut dari pukul 13.00-15.00 Wita. Kelas berganti menjadi hasta karya, desain grafis, sablon, dan MuA (Make-up Artist). Hasta karya yang difasilitasi oleh Irzan, S.Pd., Gr. dan Wahyudi, S.Pd., Gr. kembali melatih peserta didik membuat beberapa miniatur dan benda lainnya dari stick es krim. Peserta didik berhasil membuat miniatur rumah, kapal, tempat pensil berbagai bentuk, tempat makanan, dan tempat telepon genggam.

Kelas desain grafis dan sablon pun melatih siswa membuat logo dan berbagai desain. Pembelajaran ini diharapakan memberikan pengetahuan baru, menambah soft skill yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik yang mengikuti kelas MuA (Make-up Artist) melanjutkan kegiatan hari pertama, yaitu tata rias dan langsung dipraktikkan apa yang telah diajarkan. Salain itu peserta didik juga mendapatkan tutorial hijab. Antusias peserta didik membuat pembelajaran aktif.

Pelajaran terus berlanjut setelah istirahat selama 30 menit. Mulai pukul 15.30-16.30 Wita cabang olahraga permainan Petanque kembali dipekenalkan. Peserta didik langsung berlatih sesuai arahan. Cabang olahraga ini dapat menguatkan dan membentuk otot-otot lengan. Seperti hari pertama, kegiatan ditutup di hari kedua dengan kerja bakti.

Hari Ketiga, Kamis 18 Mei 2017

Rapat para anggota tim MeAN hingga larut malam setiap malamnya guna mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan menyiapkan untuk keesokan harinya tidak lantas membuat terlambat bangun melanjutkan kegiatan. Pukul 06.30 Wita semua sudah siap melakukan senam bersama para peserta didik. Kemudian dilanjutkan outbond dan olah raga tradisional pada pukul 07.30-12.00.

Jenis kegiatan outbond MeAN di SMAN 2 Pitumpanua yaitu Rolling Ball, Pass the Water, Instalasi Air, Moving on up, Spoon Frog, Office Tennis, lari karung berantai, dan Engrang. Permainan-permainan ini tentunya akan memberikan pendidikan bagi peserta didik, seperti mengukur ketelitian, kekompakkan dan kecepatan tim dalam mencapai satu tujuan; kekompakkan dan kecepatan tim untuk memecahkan masalah; melatih leadership dan kerjasama tim, dan melatih kecepatan dan ketepatan.

Hal yang baru pula dilakukan di MeAN kali ini adalah bukan hanya siswa yang dibelajarkan, tetapi para guru setempat juga mendapatkan penambahan pengetahuan. Pukul 13.30-15.30 Wita kelas PTK (Penelitian Tindakan Kelas) berjalan dengan baik. Kegiatan ini akan terus dikembangkan hingga peserta didik, tenaga pendidik, dan masyarakat akan mendapatkan nilai-nilai edukasi secara bersama-sama.

Kelas bahasa Inggris, Matematika, Kimia, dan Literasi dimulai sejak pukul 13.00 – 16.00 Wita. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ini dibentuk kelompok belajar yang bisa digunakan kapan saja. Sementara kelas Literasi membuat pohon puisi dan membelajarkan siswa membuat mading.

Hari terakhir ini, tim MeAN semakin sibuk karena mempersiapkan pementasan seni. Peserta didik memperlancar musikalisasi puisi, tarian dan lagu yang akan dipentaskan. Panggung dibuat di lapangan terbuka dengan latar berbentuk rumah. Di kedua sisinya menggunakan bambu dan daun kelapa sehingga panggung. Bagian sudut depan kiri panggung tampak pula Pohon Puisi karya para peserta didik kelas literasi. Sementara bagian depan tengah menuju panggung dipajang karya hasta karya peserta didik

Ketua Umum Pengurus Pusat Hipermawa (Himpunan Pelajar Mahasiswa Wajo) saat memberikan sambutan sangat berterima kasih dan senang atas hadirnya MeAN di Kabupaten Wajo. Beliau mengatakan bahwa suatu kesyukuran kegiatan sebaik MeAN ini bisa ada di Wajo khususnya di Desa Pitumpanua. Hal yang sama juga diutarakan oleh Kepala Desa Setempat. Bahkan Kepala SMAN 2 dalam sambutannya mendoakan para anggota tim MeAN semoga secepatnya mendapatkan pengumuman kelulusan jalur GGD (Guru Garis Depan) agar sekolah-sekolah di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) mendapatkan tenaga pendidik sebaik anggota tim MeAN, Yayasan Masyarakat SM-3T Institute. Setelah acara ditutup secara resmi oleh kepala sekolah SMAN 2 Pitumpanua, Bapak Muhammad Jainal, S.Pd., M.Pd. Yayasan Masyarakat SM-3T Institute, Deputi Peduli Kemanusiaan dan Pendidikan Daerah Tertinggal Indonesia memberikan sumbangan buku melalui program LUBUK HATI (Lumbung Buku bagi Harapan Daerah 3T Indonesia)

Pentas seni dimulai pukul 20.30 waktu setempat. Tari Sajojo sebagai penampilan pertama cukup memukau di mata masyarakat selaku orang tua, pemerintah, dan guru. Tarian yang berasal dari Papua ini kemudian dilanjutkan Tari Indonesia, Tari Marendeng Marampa’ (berasal dari Tana Toraja), musikalisasi puisi, Tari Enggang (berasal dari Kalimantan), dan vocal group.

Kegiatan pementasan seni pada puncak penutupan MeAN Siwa ini merupakan hasil pembelajaran di Kelas Seni selama 2 hari. Hal inilah yang membuat para hadirin terkesima. Hanya dalam waktu 2 hari pementasan seindah dan sekreatif itu mampu dilakukan para peserta didik yang dilatih oleh tim MeAN yang juga merupakan potensi GGD.

Melihat kerja nyata yang sangat menginspirasi ini memang tidak diragukan lagi kemampuan dan kualitas kinerja para alumni SM-3T. Terlebih lagi, telah mengikuti (PPG) Pedidikan Profesi Guru) prajabatan. Pantaslah bila semua kalangan berharap semua potensi GGD di seluruh Indonesia segera terserap menjadi GGD demi percepatan pembangunan pendidikan Indonesia.

Para anggota tim MeAN Siwa, Yayasan Masyarakat SM-3T Institute, Deputi Peduli Kemanusiaan dan Pendidikan Daerah Tertinggal Indonesia sebelum pulang pada 19 Mei 2017 masih menyempatkan bakti sosial pembersihan lingkungan sekolah. Di pagi itu juga setelah bakti sosial, sebuah deklarasi inspiratif dicetuskan dengan komitmen ‘Kami Alumni Anti Berita Fitnah dan Hoax’

Reportase:

Tim Dokumentasi dan Publikasi MeAN Siwa.

(Dikunjungi : 92 Kali)

.

Apa Reaksi Anda?

Terganggu Terganggu
0
Terganggu
Terhibur Terhibur
0
Terhibur
Terinspirasi Terinspirasi
1
Terinspirasi
Tidak Peduli Tidak Peduli
0
Tidak Peduli
Sangat Suka Sangat Suka
0
Sangat Suka

Komentar Anda

Share