Satu lagi hal yang unik di Kota Kupang, yakni sekelompok pegiat literasi menyediakan sarana baca gratis kepada Masyarakat Kota Kupang. Kegiatan baca buku gratis ini disponsori oleh Guru Garis Depan, Komunitas Leko Kupang, dan Komunitas Dusun Flobamora Kupang. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Sabtu pagi di jalan Eltari I Kupang pada saat berlangsung car free day, juga pada malam Minggu di Taman Nostalgia Kupang. Para anggota komunitas secara sukarela mengumpulkan buku, membawa buku-buku koleksi pribadi untuk kemudian dipajang di atas tikar atau baliho bekas. Setiap orang yang mampir diajak untuk membaca buku.
Peserta Guru Garis Depan penempatan Alor, Dikmen Nusa Tenggara Timur, Abdul M. Djou mengatakan bahwa ini sebuah langkah awal yang baik untuk menanamkan budaya baca buku di Bumi Flobamora. “Kalau 1 orang saja bisa menyempatkan diri untuk 1 menit pada saat care free day atau pada saat bersantai di Taman Nostalgia pada malam Minggu, itu sudah suatu kemajuan yang baik, dari pada dia tidak membaca sama sekali. Itu lebih baik dari pada membayangkan sebuah perpustakaan besar yang susah kita jangkau,” Ujar Abdul.
Abdul M. Djou merupakan salah satu dari ribuan Guru Garis Depan yang tersebar di seluruh Indonesia, ia bercerita bahwa kegiatan seperti ini ia lakukan sembari menunggu pemanggilan dirinya dari pemda untuk bertugas sebagai pendidik di wilayah garis depan negeri ini. Hal ini bukan pertama kali ia geluti, sebab selama menjadi Alumni PPG, ia juga tergabung dalam komunitas-komunitas Literasi yakni Komunitas Sastra Dusun Flobamora. Pada bulan Oktober 2016 bersama dengan anak-anak yang dibimbingnya, dia berhasil menjuarai Lomba Bercerita dalam Festival Literasi Tingkat Nasional di Palu Sulawesi Tengah. Selain itu, ia juga tergabung dalam Komunitas Buku bagi NTT yang mempunyai cita-cita mulia yakni “Satu Kampung Satu Taman Baca” yang setiap tanggal 17 tiap bulannya selalu mengirimkan buku-buku bacaan ke daerah-daerah pelosok yang memiliki taman baca.
Pada kegiatan Baca Buku Gratis dan ‘Kencan Buku’ ini , hal senada dikemukakan oleh aktivis Komunitas Leko Kupang, Felix Nesi, dia mengatakan bahwa budaya literasi membaca harus dikembangkan di Nusa Tenggara Timur sebagai salah upaya membantu pemerintah mencerdaskan masyarakat terutama generasi NTT, sekaligus sebagai ajang untuk bersilaturahmi dan berkumpul sambil menciptakan kecintaan semua orang tentang pentingnya membaca. Ia beryukur karena dengan sistem kerja kolaborasi seperti ini, kita bisa sama-sama membangun Indonesia melalui gerakan Literasi
Selain menggelar kegiatan membaca gratis, para pegiat literasi ini juga membangun diskusi-diskusi seputar budaya literasi, juga kegiatan seni seperti baca puisi dan nyanyi di sela antusiasme para pengunjung kegiatan baca gratis yang semakin hari semakin merespons baik kegiatan ini
Kegiatan seperti ini juga sedang dilaksanakan oleh Basecare SM-3T Ende dan pegiat literasi di Kabupaten Alor. Mereka memajang buku di Taman Bung Karno Ende dan di tepi Lapangan Mini Kalabahi, sebagai upaya untuk mengajak setiap orang yang lewat agar terlibat membaca dan berdiskusi
Salam Literasi