Diary Anak Kampong; GGD 2016 Taklukkan Laut, Gunung, dan Tebing Alor


Bersama mareka pejuang tangguh, guru luar biasa yang keluar dari zona nyamannya untuk mengabdi di daerah pelosok garda terdepan di republik ini. Kata mereka Guru Itu Mengabdi Pakai Hati dan Bahasa Kasih.

Banyak pengalaman berharga yang mareka dapat meski semua itu di luar ekspektasi sebelum sampai di daerah tugas. Ujar Nina kala kami menikmati minuman hangat dan cemilan ala anak-anak Basecare di pinggir jalan Kalabahi, Kabupaten Alor. Tempat kami untuk nongkrong adalah “Simpang Galau”, sama dengan namanya, suasana di sekitar memang menggambarkan kegalauan plus dengan alunan lagu yang bikin hati meleleh. Di tempat inilah kami meramu kegalauan menjadi energi positif, padahal kami baru bertemu pertama kali di Negeri Seribu Moko.

Zainal mulai bercerita bagaimana kisahnya mengalahkan laut, tebing, dan gunung agar bisa sampai di sekolah tempat ia bertugas meski nyawa seperti peluh yang menetes lalu hilang dan kemudian muncul lagi. “Kaka Sa pung sekolah tuh anak murid hanya 47 saja ooo, itu dari kelas 1-6. Mau omong buku dong Ju sulitlah kaka eee, jadi sa mulai putar otak ko turun kota na download buku-buku BSE dong ko bawa pi atas oo. Tapi jujur sa menikmati sekali, karena anak-anak di sana antusias belajar deng saya kaka” tuturnya dalam dialek Alor

Berbeda lagi dengan dua perempuan tangguh yakni Nina dan Ria. Nina menyampaikan bahwa di sekolahnya di Halmin anak didiknya cuma 25 orang saja. Hal unik di sana yang ia dapati adalah cara memotivasi anak-anak agar datang ke sekolah yang menjadi warisan guru-guru lokal di sana sangat di luar dari apa yang Nina bayangkan. Nina menjelaskan bahwa agar anak-anak rajin datang sekolah ditempuh cara yakni dengan sistem tanda tangan yang diiming-imingi uang, baru mareka datang. “Uangnya dari mana? Yah dari dana boss kak.” Ucapnya sambil menatapku dengan serius. Lanjut lagi dengan Ria untuk hal yang sama ia rasakan. Ria mengatakan bahwa tempat ia bertugas masih jauh dari akses buku dan anak-anak masih lemah dalam mengenal huruf hingga belum bisa membaca. Di sekolah tempat ia bertugas jumlah anak didiknya cuman 50 orang saja.

Suasana Simpang Galau semakin larut dalam diskusi kami. Saya pun melemparkan pertanyaan dialektika kepada mareka. Lalu apa yang harus teman-teman lakukan untuk mengalahkan semua persoalan itu? Bertiga menjawab serentak bahwa kami akan buat kegiatan-kegiatan inovatif yang bisa menginspirasi. Apa saja akan kami lakukan untuk anak didik kami. Maka malam itu pun tercetus ide dalam merayakan Hari Pendidikan Nasional akan dilaksanakan Kegiatan Mengedukasi Anak Negeri Halmin dengan Kemasan Kelas Teater, Kelas Menulis, Permainan Edukatif, Pra karya dan Tak Lupa GGD Peduli Halmin.

Salam Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia

Nusa Kenari, Negeri 1000 Moko -Kalabahi

(Dikunjungi : 56 Kali)

.

Apa Reaksi Anda?

Terganggu Terganggu
0
Terganggu
Terhibur Terhibur
0
Terhibur
Terinspirasi Terinspirasi
3
Terinspirasi
Tidak Peduli Tidak Peduli
0
Tidak Peduli
Sangat Suka Sangat Suka
3
Sangat Suka

Komentar Anda

Share