Upaya menggiatkan Gerakan Literasi Nasional di berbagai daerah di Indonesia dengan melibatkan stakeholder terkait seperti Dinas Pendidikan, Penggiat Literasi maupun masyarakat menjadi trend tersendiri untuk saat ini. Melihat aktifnya kegiatan literasi di Indonesia, para alumni PPG SM-3T yang tergabung dalam Komunitas Literasi Anak Indonesia (Kontras) yang juga merupakan Guru CLC Tahap 9 yang bertugas di Sabah, Malaysia berinisiatif untuk mengaktifkan kegiatan literasi. Mulai dari pembiasaan membaca dan menulis di sekolah sampai meluncurkan sebuah program menulis bagi seluruh siswa CLC yang ada di Sabah. Program menulis ini bertujuan untuk menumbuhkan minat anak dalam kegiatan menulis serta melatih anak untuk berkarya lewat tulisannya. Ini merupakan program pertama bagi Kontras. Tentunya tanpa harus mengumpulkan siswa-siswi se-Sabah untuk menulis secara bersamaan. Siswa di berbagai sekolah diberikan deadline waktu untuk menulis dan mengirimkan karyanya lewat email dengan bantuan dan bimbingan guru yang ada di sekolah.
Banyak kisah yang bisa dituliskan oleh siswa – siswi yang kini menempuh pendidikan di Community Learning Centre (CLC) baik untuk tingkatan Sekolah Dasar (SD) maupun tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang pada umumnya orang tua mereka bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di ladang sawit maupun di perkebunan.Beberapa cuplikan kalimat yang menarik dari tulisan yang dikirimkan antara lain:
“… Apabila ada checking, aku, ibuku dan kakakku serta para tetangga yang tidak memiliki paspor harus pergi ke bukit untuk bersembunyi bahkan tidur di antara batang-batang sawit dan harus bersabar apabila hujan tiba, bertemu ular ataupun digigit serangga…”
“…Walaupun sekolahku itu bertempatkan di negara orang, tapi di situlah aku memulai semua cita-cita dan impianku…”
“… Perasaan saya begitu sedih hingga tujuh tahun lamanya, aku tidak pernah bertemu dan berkomunikasi dengan orang tua. Setiap hari pergi sekolah tidak pernah jajan, sebab nenek kami tidak memiliki uang…”
“…Tapi insyaallah saya selalu mencoba bersyukur, karena proses ini pasti akan berujung kebahagiaan. Apalagi dengan adanya cikgu yang datang dari Indonesia untuk kami di sini, jadi ingin sekali aku ucapkan rasa cintaku ini kepada Tanah Air yang belum pernah ku pijaki. Begitu perhatiannya untuk saya yang hanya anak buruh migran. Tapi tak apa, aku berjanji akan kibarkan bendera Merah putih di kejuaraan dunia”
Cuplikan tulisan di atas merupakan karya orisinil yang ditulis siswa dengan menceritakan pengalaman hidup mereka. Sebagai tindak lanjut dari program literasi menulis ini, Kontras bersedia memfasilitasi tulisan-tulisan terbaik untuk dikemas menjadi sebuah buku yang nantinya akan diterbitkan dan bisa dibaca kembali oleh siswa-siswi tersebut baik yang berada di Malaysia maupun di Indonesia. Dan tentunya tulisan yang terbaik untuk kategori SD dan SMP akan diberikan penghargaan oleh Kontras yang akan berkordinasi dengan pihak KJRI Kota Kinabalu maupun Sekolah Indonesia Kota Kinabalu. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan semangat menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Pemenang lomba menulis ini akan diumumkan tepat pada tanggal 2 Mei 2019 dalam momentum Hardiknas tersebut melalui media online Instagram dan Facebook.