Beberapa bulan terakhir ini, kegiatan pelatihan, seminar dan bahkan pembelajaran banyak dilakuan melalui dalam jaringan (daring). Hal ini merupakan salah satu dampak dari pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum usai.
Dampak tersebut mengharuskan elemen pendidikan beradaptasi. Kegiatan belajar mengajar yang semestinya normal dilakukan di sekolah, masih harus dialihkan belajar dari rumah. Kondisi ini mendorong orangtua, Guru dan peserta didik, untuk berkolaborasi dalam menghadapi situasi tersebut. Berbagai alternatif dilakukan agar kegiatan belajar tetap berlangsung, walaupun Guru dan peserta didik tidak dapat bertatap muka secara langsung sebagaimana biasanya. Alternatif ini disesuaikan dengan akses dan faktor pendukung lainnya.
Senin (06/07/2020), Guru Garis Depan (GGD) berkesempatan mengikuti webinar yang dilaksanakan oleh Ditjen GTK Dikdas Kemendikbud. Kegiatan ini dilaksanakan melalui zoom meeting dan diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai daerah. Pada kegiatan yang bertema mengenai Pembelajaran Jarak Jauh ini menjadi salah satu wadah berbagi pengalaman pelaksanaan kegiatan belajar saat masa pandemi Covid-19 di daerah yang minim akses internet dan fasilitas pendukung lainnya.
Alternatif pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 dapat dilakukan secara online (Daring) dan offline (Luring). Pembelajaran daring dilaksanakan dengan menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi berbasis internet melalui beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring (online). Sedangkan pembelajaran luring dilakukan oleh guru dan peserta didik secara offline dengan menggunakan media televisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak dan alat peraga atau menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Pada kesempatan webinar tersebut, GGD yang mengisi kegiatan cenderung memanfaatkan pembelajaran luring sebagai alternatif karena berada di daerah yang minim fasilitas pendukung jika pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara daring. Siti Saudah, Guru yang mengajar di SD Negeri Lawinu, Sumba Timur, NTT memanfaatkan LKS sebagai media dalam pembelajaran luring. Sementara Juniar Sinaga, Guru yang mengajar di SDN 011 Candi, Kepulauan Anambas memilih penugasan dalam pembelajaran luring.
Pada kegiatan itu, peserta juga memanfaatkan kesempatan untuk bertanya dan berbagi kondisi tempat mereka mengajar. Kondisinya tidak jauh berbeda antara satu sama lain. Hal tersebut menjadi sebuah gambaran bahwa permasalahan yang dihadapi oleh elemen pendidikan di daerah khusus nyaris sama. Berdasarkan Kepmen RI No 580 tahun 2020, beberapa daerah yang mencakup kecamatan, kelurahan dan desa masuk kategori daerah khusus berdasarkan kondisi geografisnya. Tentu, sebagian dari daerah tersebut tidak terjangkau oleh akses internet dan fasilitas pendukung lainnya. Kondisi yang demikian inilah yang menjadi salah satu faktor dibutuhkannya alternatif pembelajaran khususnya pada masa pandemi Covid-19.
Namun demikian, peran orang tua sebagai bagian dari tripusat pendidikan tidak dapat diabaikan. Artinya, bahwa semua usaha yang dilakukan oleh guru dan pihak sekolah membutuhkan dukungan dari berbagai elemen lainnya. Dengan demikian, semakin banyak usaha belajar, sinergi serta dukungan yang dilakukan seluruh elemen pendidikan, maka diharapkan semakin banyak dan baik pula perubahan yang diperoleh. Karena perubahan yang bersifat aktif itu tidak terjadi dengan sendirinya, namun juga didukung oleh sebuah usaha yang tentu saja menyesuaikan dengan kondisi dan faktor lainnya.