Di saat kita telah memilih pergi, yang kita lakukan adalah memikirkan 1000 alasan untuk meyakinkan tekad kalau kita memang harus pergi, tapi bagaimana dengan mereka yang kita tinggalkan?
Yah, Ujian Nasional dan Ujian Sekolah untuk tingkat SMP telah berakhir. Setelah pengumuman, anak-anak yang sebelumnya dinyatakan lulus mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Teringat saat pertemuan dengan orang tua siswa kemarin ketika sosialisasi Beswan, begitu jelas terlihat banyaknya pertanyaan di mata orang tua siswa yang ingin mereka sampaikan, “Ibu nanti di sana makannya cam mana?”, “kalau mereka kehabisan uang cam mana?”, bolehkah kami datang jenguk ke sana?” Yah, pertanyaan-pertanyaan dari seorang ibu yang khawatir anaknya untuk pertama kali akan pergi meninggalkan mereka.
Saya pun juga teringat saat pertama kali meminta izin kepada Mama dan saudara-saudara saya saat ingin menjadi Pendidik di Bumi Sabah ini, “Ma, kalau memang Mama benar-benar tidak meridhoi, doakan saja saya tidak lulus, tapi kalau saya lulus berarti restu mama bersama saya”. Saat itu Mama saya hanya diam, sampai akhirnya sekarang saya berada di tempat ini, artinya beliau mendoakan yang terbaik untuk saya.
Sebagai seseorang yang tahu rasanya meninggalkan, saya dan rekan-rekan guru berusaha menenangkan dan meyakinkan hati orang tua siswa hingga akhirnya mereka mengizinkan meski kami tahu itu sangat berat.
Anak-anak, ibu tahu kalian sangat hebat! Tapi ingatlah kalian pergi bukan membawa diri kalian saja, ada Allah, kami para guru, dan tentu orang tua kalian ada bersama kalian. Jangan kecewakan dan jangan sakiti hati mereka. Kalian tidak tahu seberapa besar kesedihan yang mereka simpan sendiri untuk melepas kalian pergi dari pandangannya. Nikmati waktu kalian bersama orang tua kalian sebaik mungkin, yakinkan mereka bahwa kalian akan baik-baik saja.
“Tidak ada yang salah dari sebuah kepergian, yang salah adalah ketika kamu pergi dengan mematahkan hati yang kau tinggalkan dengan sengaja”