Rabu (6/6/2018), Masyarakat SM-3T mengadakan pertemuan dengan penggagas SM-3T, Bapak Agus Susilohadi. Pertemuan ini merupakan bagian dari silaturahmi yang bertujuan untuk menghimpun berbagai motivasi maupun penguatan untuk Masyarakat SM-3T Indonesia yang akan dan sedang bertugas di daerah. Pertemuan ini juga belum dijadwalkan sebelumnya. Masyarakat SM-3T yang diundang menjadi peserta sosialisasi sistem integrasi penjaminan mutu guru daerah khusus, memanfaatkan kesempatan mengunjungi guna berbagi serta meminta nasihat dari beliau.
“Saya sangat bahagia sekali. Karena kembali diberikan kesempatan untuk bisa berkumpul. Saya tidak menyangka bahwa kegiatan yang kalian ikuti kemarin bisa mempertemukan kita hari ini,” ujar beliau mengawali.
Pada pertemuan tersebut beliau memberikan banyak wejangan juga motivasi agar terus belajar mengevaluasi dan perlahan namun berkesinambungan memperbaiki berbagai kekurangan yang ada. Hari libur ini adalah jeda dan juga kesempatan. Kita membutuhkan jeda. Jeda itu bukan berarti untuk menghambat,” ujar beliau. Jeda itu akan memberikan kita kesempatan untuk merenungkan, mengevaluasi diri. Jeda itu adalah bagaimana kita memaknai (sebuah pemaknaan).
Terkadang untuk mendapatkan loncatan yang jauh kita harus mundur beberapa langkah. Jika kita tidak dapat memaknai bahwa mundur itu adalah jeda untuk menuju loncatan yang lebih jauh, maka pasti tidak akan menyukainya. Namun sebaliknya, jika mampu memaknainya sebagai sebuah jeda yang baik, pasti kita akan menikmatinya.
Beliau juga memberikan sebuah analogi lain yang kontekstual. Ibarat sebuah naskah yang awalnya rapi, tiba-tiba keseluruhannya menyatu. Pasti akan sulit untuk memisahkan satu per satu. Sebuah naskah yang awalnya rapi, kemudian tiba-tiba menyatu dan sama sekali tanpa spasi, maka akan terlihat rumit. Namun setelah perlahan-lahan diperbaiki, akhirnya bisa. Dan ternyata mudah. Beliau menyimpan sebuah harapan besar agar Masyarakat SM-3T terus semangat untuk berkontribusi, berkarya untuk kemaslahatan.
Beliau juga berpesan agar Masyarakat SM-3T bisa menjadi pionir perubahan yang lebih baik di tempat tugas. “Asah dan kuatkan kemampuan menulis, karena guru dan dunia menulis itu tidak dapat dipisahkan. Terus berlatih untuk menuliskan karya-karya ilmiah, jurnal ilmiah, dan lainnya yang menunjang untuk pengembangan diri sebagai guru. Untuk berubah lebih baik itu memang tidak mudah. Namun harus terus dilatih agar menjadi sebuah kebiasaan.
Tanamkan dalam pikiran kita bahwa yang kita kerjakan itu penting. Terkadang kita sepele dan merasa bahwa yang kita kerjakan itu tidak penting, sehingga kita melalaikannya. Kita tidak mengetahui bahwa akibat kelalaian itu, kita merugikan banyak orang,” tambah beliau.
Semoga keseluruhan harapan kita dapat terwujud dan mewujud dalam kemaslahatan.