Heran, di negeri seindah ini masih saja ada saling caci mengumbar benci
Membunuh perlahan ibu pertiwi
Masih saja prasangka berbaur curiga
Masih saja rusuh diwarnai bunuh
Tak sependapat mendatangkan kiamat
Ketika lucunya anjing lebih penting dari si kecil bunting yang sesekali pesta nasi aking
Di situlah hidup terasa asing
Heran, di negeri yang senyaman ini masih saja ada teror berlapis horor
Semua bangga kotor berkiprah sebagai koruptor
Sesama manusia saling menghabisi, bukan dengan amunisi, tapi cukup dengan jemari
Bukan dengan senjata, tapi dengan omongan belaka
Semua menjadi ratu adil atas hidup orang lain, tapi lupa imannya masih kerdil
Semua tertawa perkara hal kecil, lalu beramai-ramai meracuni hati dan harapan yang dibangun sedari kecil
Jangan heran jika mereka bilang dari belakang saja kau tak menarik, dari depan kau tak cantik, niat pengabdianmu belum tentu baik
Berbanggalah,
Kau bukan perempuan yang dibentuk atas dikte layar kaca dan media massa yang terlena dengan tuntutan dunia
Persepsi manusia yang berbeda aliran estetika itu tidak penting
Yang jelas kau bukan bagian yang merusak kenyamanan dan keindahan masing-masing manusia
Berbesarhatilah,
Kau lebih dewasa menyikapi keberagaman,
Kau mampu hidup terasing
Kau tidak risau perkara Tuhan lebih menyukai umat yang memohon sembari menengadah, atau sambil melipat tangan di dada
Kau tidak pilih kasih terhadap anak pertiwi, mau perempuan atau lelaki, mau langsat atau legam, mau bayi atau aki-aki
Padahal mereka tidak satu rahim denganmu, pun mengeak keluar dari rahimmu
Kau mampu menghidupkan mimpi-mimpi, memompa intelegensi anak-anak pelosok negeri
Nusantara butuh rangkulan nyaman engkau para pengabdi, para pahlawan berkantong rahim
Kasih yang merekatkan, jiwa keibuan yang menenangkan memberikan janji senyum pertiwi kembali berseri
Namun,
Hari demi hari gejolak prahara semakin nyata terasa ngeri
Perbedaan memberikan jarak dan bersekat, menciptakan batas dan eksklusivitas
Rasa cinta perlahan pudar karena penyair sibuk saling hujat
Tugasmu makin berat, peran ganda mendidik dan sektor domestik yang menjadi kodrat, sanggup?