Ada pemandangan lain yang akan kita jumpai ketika kita berkunjung ke Distrik Aimando, tepatnya di Pulau Pasi. Kita akan mendapati keramaian layaknya keramaian pesta. Anak-anak mulai dari usia dini, usia SD sampai dengan usia SMP akan berkumpul setiap malam Senin-malam Sabtu mulai pukul 07.00-08.30 WIT. Akan terlihat pula orang tua yang duduk di teras-teras kantor Distrik Aimando, Biak Numfor, Papua
Bersama Kepala Distrik, Kepala kampung, Aparat kampung, Bamuskam, tokoh pendidikan, tenaga kesehatan, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat, membangun sebuah sarana belajar yang bersifat informal yang diberi nama “Rumah Edukasi Distrik Aimando”. Ini sebagai bentuk komitmen kami bersama untuk memberantas buta aksara yang terjadi di Distrik Aimando
Salah satu program yang telah dijalankan oleh Rumah Edukasi Distrik Aimando yaitu Kelas Belajar malam. Kelas belajar malam dimulai pada pukul 07.00-08.30 setiap malam Minggu-malam Jumat dengan membuka 4 rombel kelas belajar; kelas belajar tulis, kelas kenal huruf, kelas belajar baca, dan kelas mahir. Keempat rombel kelas ini masing-masing diajar/dibina oleh relawan-relawan (volunteer) dari masyarakat Distrik Aimando.
Kegiatan untuk hari Sabtu, volunteer bersama anak-anak dan masyarakat nonton bareng film edukasi. Relawan-relawan saat ini berjumlah 20 orang yang berasal dari kepala kampung, aparat kampung, Bamuskam, tokoh pendidikan, tenaga kesehatan, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat yang mengajar 3 rombel (kelas belajar tulis, kelas kenal huruf, kelas belajar baca). Selain itu juga ada beberapa orang tua yang sengaja datang ke rumah belajar untuk mengajar anaknya sendiri.
Terkhusus untuk kelas mahir, anak-anak diarahkan untuk membaca di Rumah Baca Distrik Aimando yang bulan Mei lalu telah didirikan. Begitupun dengan beberapa orang tua terlihat ikut membaca buku di Rumah Baca sambil menunggu anaknya pulang.
Ada beberapa alasan sehingga Rumah Edukasi ini dirintis, selain untuk memberantas buta aksara, menutupi kekurangan guru di sekolah formal, rumah edukasi ini juga untuk memberikan wawasan kepada pemerintah dan tokoh masyarakat setempat serta orang tua tentang pentingnya pendidikan, meningkatkan jiwa kepedulian antar sesama, menjaga anak-anak dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat di malam hari, apalagi listrik dan prospek pariwisata tidak lama lagi akan masuk dan dikembangkan di kampung-kampung di wilayah Distrik Aimando.
Meski serba kekurangan di Rumah Edukasi ini, seperti belum ada ruangan tetap untuk belajar (saat ini masih menggunakan ruangan kantor distrik), masih menggunakan genset (usaha dan bantuan minyak dari para volunteer), media-media pembelajaran yang digunakan para relawan belum ada, namun kegiatan ini tidak membebankan biaya dari anak-anak dan orang tua
Alumni itu mengabdi, dimana pun dan kapan pun marwah dan semangat Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia terus terpatri dalam jiwa. Rumah Edukasi ini juga akan dibentuk di beberapa kampung lain yang ada di wilayah Distrik Aimando yang pengajar atau relawannya berasal dari masyarakat itu sendiri. Selain kegiatan ini ada beberapa kegiatan yang akan direncanakan seperti; sekolah alam, volunteer inspirasi, anak pelosok berbagi. Semoga akan direalisasikan di bulan Oktober 2017