Rinduku untuk Wamena dan Segala Isinya


Bulan ini, bulan Oktober. Tepat 3 tahun yang lalu aku berada di ujung timur Indonesia. Tempat yang sangat jauh dari tempatku berasal. Dari ujung barat ke ujung timur Indonesia. Sesuatu yang luar biasa bagi ku.

Tak pernah memang terbayangkan kalau takdir akan membawa ku ke tanah ini. Memang takdir yang dituliskan Allah itu sangat indah. Sangat bersyukur bahkan tak hentinya selalu memuja Allah yang telah memberikan kesempatan indah ini pada ku.

Oktober 3 tahun yang lalu, yang berarti 3 bulan pertama aku berada di Wamena, Papua. Belum banyak pengalaman yang didapat di sana karena saat itu masih dalam nuansa beradaptasi. Sehingga belum banyak belahan bumi Papua yang terjelajahi. Selain itu juga, kami belum bisa membaca suasana di tempat pengabdian. Kegiatan kami saat itu hanya sebatas rumah dan sekolah.

Tak terasa 3 tahun sudah berlalu.

Baru kemarin rasanya aku menghirup udara segarnya Wamena,

Baru kemarin rasanya aku memotong kuku siswa siswaku,

Baru kemarin rasanya bakar jagung dalam honei dengan mama,

Baru kemarin rasanya aku mengajarkan mereka menari,

Baru kemarin rasanya bersama siswa siswa mencari batu akik,

Baru kemarin rasanya aku ditemani anak anak mengambil air yang jauh di kaki bukit sana,

Baru kemarin rasanya aku mengejar mereka ke sana kemari sambil membawa bambu kecil lantaran mereka tidak mau belajar,

Baru kemarin rasanya menjelajahi keindahan Pegunungan Jayawijaya,

Dan baru kemarin rasanya mandi dengan air yang warnanya seperti kopi susu.

Ya Allah, baru kemarin rasanya semua itu berlalu. Suka duka dulunya yang saat ini sangat aku rindukan. Tak akan ada satu insan pun yang paham akan kerinduanku untuk semua yang telah kulewati selama mengabdi di sana.

Satu tahun, ya….memang hanya satu tahun aku mengabdikan diri di sana. Tapi satu tahun di sana telah menciptakan rindu yang tak terbendung saat ini.

Rinduku untuk semuanya, siswaku, keluarga yang telah memberikan perlindungan kepadaku selama satu tahun, yang sudah kuanggap seperti keluarga sendiri. Rindu kebersamaan bersama mereka. Bagaimana tidak aku merindukan mereka, kebaikan dan ketulusan itu yang membuat aku selalu memikirkan mereka.

Keluarga Pak Tinus dengan segala kebaikannya,

Pak Tinus, yang selalu menyediakan air mandi untuk kami

Mama Maria, yang selalu membersihkan sandal kami yang kotor

Maria yang selalu membantu kami mengambil air untuk minum

Mama Insos, yang selalu mengangkat jemuran di saat hujan datang

Anak anak yang sering bawa sayuran ke sekolah, yang terkadang mereka malu untuk memberikannya.

Ibu guru, sa ada bawa mentimun ini. Ibu guru suka kah tidak?”

“Ibu guru, ibu guru sa p u ikan banyak sekali, nanti sa kasi ibu guru e”

“ibu guru, hari ini kita belajar sorekah tidak?”

“ibu guru, kita belajar sudah!”

“Ibu guru, kita joget kah!”

“Selamat pagi ibu guru”

“Siang ibu guru”

“Malam ibu guru”

Hampir setiap waktu kata-kata itu kudengar. Kata kata yang tak pernah kubayangkan kalau suatu saat nanti akan kurindukan.

Kadang ada rasa sesal dalam hati ini, kenapa dulu aku sering mengabaikan mereka, kenapa dulu aku tidak menghabiskan waktu semaksimal mungkin bersama mereka. Kadang aku memilih tidur siang dibanding bermain dengan mereka. Seandainya aku tahu kalau rindu ini akan begitu besar untuk semuanya pasti aku akan  memuaskan diri bersama mereka. Seandainya waktu bisa diputar kembali, aku akan lakukan yang terbaik semaksimal mungkin untuk mereka.

Wahai kalian saudaraku yang jauh di sana, siswa-siswaku yang entah bagaimana pendidikannya sekarang, apakah kalian belajar atau tidak? Apakah kuku-kuku kalian sekarang panjang dan hitam? Apakah kalian masih lupa untuk membuang ingus kalian? Dan apakah kalian tahu betapa ibu guru sangat merindukan kalian.

Anak anakku….ibu guru sangat rindu, rindu semua keluguan dan tingkah laku kalian.

“Jadilah orang yang sukses Nak, biar kelak kalian bisa mengarungi pulau-pulau yang ada di Indonesia ini, dan saat itu mungkin akan ada kesempatan lagi untuk kita bertemu.”

Rinduku untuk wamena dan segala isinya

(Dikunjungi : 100 Kali)

.

Apa Reaksi Anda?

Terganggu Terganggu
0
Terganggu
Terhibur Terhibur
0
Terhibur
Terinspirasi Terinspirasi
1
Terinspirasi
Tidak Peduli Tidak Peduli
0
Tidak Peduli
Sangat Suka Sangat Suka
3
Sangat Suka

Komentar Anda

Share