Tanggal 26 desember 2011 kami diberangkatkan dari Makassar menuju Kupang. Ini merupakan langkah awal untuk melaksanakan pengabdian kami sebagai guru di daerah 3T. Dari Makassar ke Kupang ditempuh dengan waktu dua jam perjalanan. Setelah bermalam satu malam di Kupang, perjalanan kami lanjutkan ke Manggarai timur dengan satu jam di atas pesawat kemudian naik mobil selama dua jam hingga tiba di Ibu Kota Kabupaten. Di Ibu Kota Kabupaten kami masih bermalam satu malam untuk menunggu teman-teman kami yang masih ada di Kupang. Keesokan harinya setelah teman-teman yang menyusul dari Kupang tiba, Kami pun diserahkan pada masing-masing kepala sekolah yang sekolahnya akan kami tempati untuk mengajar.
Setelah tiba di lokasi tempat yang akan saya tempati mengajar, rasa senang sekaligus sedih karena harus jauh dari orang tua selama kurang lebih satu tahun. Apalagi informasi yang saya dengar bersama dengan teman-teman dari masyarakat setempat bahwa jaringan untuk menelpon susah, hanya bisa menelpon di tempat-tempat tertentu. Informasi dari masyarakat ternyata benar, bahkan kadang-kadang jaringan untuk menelpon tidak ada sampai dua hari. Kalau sudah sangat rindu dengan orang tua kami harus pergi jauh-jauh ke tempat yang bisa untuk menelpon. Bahkan, kami pernah berjalan kaki sejauh 2 km agar bisa mengakses internet.
Tinggal dan mengajar di tempat yang bukan daerah kita sendiri memberikan banyak pengalaman. Mulanya terasa sangat susah, apalagi karena saya tidak paham dengan bahasa yang digunakan masyarakat setempat, ditambah lagi dengan kondisi di sana yang kekurangan air sehingga kami harus ke kali setiap kali mau mandi atau mencuci pada saat air PNPM Mandiri tidak mengalir. Ketika masuk jam pertama mengajar di sekolah, kadang kami tidak mandi, hanya sebatas gosok gigi, cuci muka, kaki dan tangan karena sudah tidak sempat ke kali. Selain itu, pada saat mau ke kota untuk membeli beberapa kebutuhan, kami harus bangun pukul 02.00 dan naik kendaraan oto kol. Pada saat akan berangkat ke kota, sebelum tidur malam kami sudah mengenakan pakaian yang akan dipakai untuk berangkat besok subuh. Jadi, pada saat oto kol datang menjemput kami subuh-subuh kami tinggal bangun dan langsung naik mobil tanpa cuci muka. Perjalanan dari tempat tinggal kami ke kota ditempuh dengan waktu tiga jam.
Setelah beberapa bulan di daerah pengabdian akhirnya terbiasa juga dengan kondisi disana. Apa lagi dengan mengingat tujuan kami ditempatkan di sana, itu pun memberi kami semangat dan kekuatan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Asal ada niat,segala sesuatunya bisa terselesaikan dengan baik. Semoga pengabdian yang kami lakukan tidak sia-sia dan membawa berkah. AMIN.
“Bulat tekadku, senjata betahku di Manggarai”
Oleh Marta Marampa’ Pasinggi’
Kota Komba, Manggarai Timur